.

Sabtu, 30 April 2016

Bagaimana Mendidik Anak Dalam Islam?



Pendidikan yang baik adalah dengan menanamkan akhlaq yang baik secara kuat dan kokoh ke dalam jiwa anak, sehingga ia mampu menolak syahwat yang jelek, dan menjadikan jiwanya tidak akan merasa nyaman kecuali dengan hal-hal yang baik


Bagaimana Jika Anak Merokok Padahal Ayah Melarang Mendidik Anak Dalam Islam Saya Harus Kuat Membesarkan Anak Seorang Diri

Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid

Pertanyaan:

Saya memohon nasehat Anda tentang bagaimana cara meningkatkan akhlaq dan cara mengasuh anak-anak saya agar memiliki akhlaq yang baik. Saya mendengar banyak nasehat dari para ulama bahwa anak-anak seharusnya tinggal dan belajar di bawah bimbingan ulama selama beberapa waktu agar bisa mempelajari akhlaq yang baik. Saat ini saya sangat khawatir terhadap akhlaq anak-anak saya karena kami tinggal di lingkungan yang buruk, dan akhlaq masyarakat di lingkungan kami sangat rendah, yang mana tidak menunjang peningkatan akhlaq yang baik. Saya belum lama masuk Islam, sehingga saya tidak memiliki ilmu yang cukup untuk meningkatkan akhlaq saya ataupun anak-anak saya. Mereka sangat suka menonton TV dan bergaul dengan kerabat-kerabat dan teman-teman yang menularkan akhlaq-akhlaq yang jelek. Sampai-sampai, meskipun kami selalu berupaya mengajari mereka akhlaq yang baik, namun contoh jelek dari masyarakat dan teman-temannya lebih berpengaruh kepada mereka. Saya bingung  apakah saya harus terus berusaha untuk tetap sabar dan mengingatkan mereka dengan lembut, atau saya harus bersikap keras untuk mengajari mereka akhlaq yang baik.

Jawaban:

Segala puji bagi Allah. Kami mengucapkan selamat kepada Anda untuk nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada Anda berupa hidayah untuk masuk Islam, dan kami memohon kepada Allah Ta’alaa agar meneguhkan kami dan Anda dalam mengikuti agama ini sampai kita bertemu dengan-Nya dalam keadaan Dia ridha kepada kita. Kami juga mengucapkan selamat kepada Anda kerena semangat Anda dalam memberikan anak-anak Anda pendidikan yang baik.

Kemudian jawaban dari pertanyaan Anda, kami menunjukkan beberapa hal penting dengan harapan dapat membantu Anda, dengan taufik Allah Ta’alaa, untuk mencapai apa yang Anda inginkan.

Pertama:

Kami harus mengingatkan Anda bahwa, umumnya, akhlaq yang jelek itu sesuai dengan syahwat dan hawa nafsu seseorang; sehingga seorang anak akan melakukannya tanpa perlu disuruh atau susah-susah. Sebaliknya, akhlaq yang baik itu membutuhkan latihan bagi jiwa serta pengendalian dari syahwat, yang merusak dan merugikan jiwa. Akhlaq yang baik berarti mengikuti jalan yang bertentangan dengan hawa nafsu, sehingga merupakan suatu proses yang membutuhkan usaha dan perjuangan.

Pendidikan yang baik adalah dengan menanamkan akhlaq yang baik secara kuat dan kokoh ke dalam jiwa anak, sehingga ia mampu menolak syahwat yang jelek, dan menjadikan jiwanya tidak akan merasa nyaman kecuali dengan hal-hal yang baik, dan jiwanya akan membenci apa pun yang bertentangan dengan akhlaq yang baik. Sehingga anak akan menerima akhlaq yang baik, dan mencintai akhlak tersebut. Cinta tidak dapat ditanamkan dengan cara kekerasan; melainkan membutuhkan hal-hal berikut:
1. Kelembutan

Terdapat sejumlah hadits Nabi yang mengajarkan kita untuk menggunakan kelembutan saat berinteraksi dengan orang lain, seperti berikut:

عن عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْج النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ قال رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ رواه البخاري6024

“Dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, semoga Allah meridhai beliau, berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala hal” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, 6024).

وروى مسلم (2592) عَنْ جَرِيرٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ( مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ ، يُحْرَمِ الْخَيْرَ

“Muslim (2592) meriwayatkan dari Jarir bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Barangsiapa yang terhalangi dari kelembutan, maka dia akan terhalangi dari kebaikan.’”

وعَنْ عَائِشَةَ ، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِي شيء إِلاَّ زَانَهُ ، وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شيء إِلاَّ شَانَهُ ) رواه مسلم (2594

“Dari ‘Aisyah, istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, semoga Allah meridhai beliau, berkata, ‘Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya kelembutan, tidaklah berada pada sesuatu kecuali pasti menghiasinya, dan tidaklah kelembutan diambil dari sesuatu, pasti merusaknya.’”

وعَنْ عَائِشَةَ : أَنَّهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ بِأَهْلِ بَيْتٍ خَيْرًاأَدْخَلَ عَلَيْهِمُ الرِّفْقَ. رواه الإمام أحمد في مسنده (24427) ، وصححه الألباني في ” صحيح الجامع الصغير ” رقم (303)

“Dari ‘Aisyah semoga Allah meridhai beliau bahwa dia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Jika Allah ‘azza wa jalla menginginkan kebaikan bagi anggota rumah tangga, Dia akan memasukkan kelembutan kepada mereka’ (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya (24427); yang dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jaami ‘as-Shaghir (303)).

Di antara tabiat anak-anak adalah mereka mencintai orang tua yang lemah lembut kepada mereka, membantu mereka, dan yang perhatian kepada mereka, sebisa mungkin tanpa teriak dan amarah; bahkan dengan penuh hikmah dan kesabaran. Anak usia dini membutuhkan hiburan dan permainan; sebagaimana juga usia dini adalah usia yang tepat untuk menanamkan adab-adab dan pendidikan yang baik. Oleh karena itu, orang tua harus mampu menyeimbangkan antara keduanya.

Saat anak-anak mencintai orang tua yang penuh kelembutan, maka cintanya ini akan memotivasi mereka dengan kuat untuk menaati orang tuanya. Sebaliknya, tidak adanya kelembutan pada orang tua, bahkan adanya kekerasan, akan menyebabkan anak menjauh, yang pada gilirannya akan menyebabkan keras kepala dan ketidaktaatan, atau menyebabkan ketakutan yang akan menumbuhkan sifat dusta dan tipu daya pada diri anak kepada orang tua.
2. Kelembutan tidak berarti meniadakan hukuman pada saat diperlukan.

Namun, perlu dicatat bahwa hukuman, ketika membesarkan anak-anak, harus digunakan secara bijak. Tidak benar jika anak selalu dihukum untuk setiap pelanggaran yang dilakukan. Hukuman diterapkan saat kelembutan tidak lagi berpengaruh, dan ketika nasehat, perintah dan larangan telah diabaikan.

Kemudian, hukuman juga harus memberikan manfaat. Misalnya, Anda memiliki masalah pada kebiasaan anak-anak Anda menghabiskan waktu yang lama di depan televisi, maka Anda dapat membatasi program yang mereka tonton, yakni yang bermanfaat dan tidak membahayakan secara umum, dan bebas dari perkara mungkar sebisa mungkin. Jika mereka melampaui waktu tonton yang telah ditentukan, Anda dapat menghukum mereka dengan melarang mereka menonton televisi selama satu hari penuh. Suatu ketika mereka melanggar lagi, maka Anda dapat melarang mereka dari menonton televisi untuk jangka waktu yang lebih lama, sesuai dengan tujuan kebaikan yang hendak digapai dan manfaat dalam pendidikan adab dan budi pekerti.
3. Memberikan contoh yang baik.

Orang tua harus memiliki akhlaq yang baik terlebih dahulu, sebelum mengajari anaknya berakhlaq baik. Sebagai contoh, tidak tepat jika seorang ayah melarang anaknya merokok padahal dia sendiri merokok.

Salah seorang ulama mengatakan kepada guru anak-anaknya, “Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk mendidik keshalihan anak-anak saya adalah membuat diri Anda sendiri menjadi shalih. Karena kesalahan mereka adalah bentuk mencontoh dari kesalahan Anda; Hanya perbuatan baik saja yang harus Anda lakukan dan tinggalkanlah perbuatan yang jelek di hadapan mereka” (Tariikh Dimasyq, 38 / 271-272).
4. Menerapkan lingkungan yang baik.

Lingkungan yang baik adalah lingkungan di mana perbuatan baik dipuji dan pelakunya dimuliakan, sedangkan perbuatan buruk dan pelakunya dicela. Saat ini, lingkungan seperti ini sangat jarang kita temui. Namun, dengan usaha keras dan sungguh-sungguh secara fisik, psikologis dan finansial, insyaAllah kita mampu untuk membuatnya.

Misalnya, jika terdapat sebuah keluarga muslim yang tinggal di lingkungan di mana tidak ada keluarga muslim lainnya, keluarga ini harus berusaha keras untuk pindah ke lingkungan atau kota di mana terdapat banyak muslim, atau lingkungan di mana terdapat masjid atau pusat kegiatan Islam yang aktif dalam menjalankan program-program untuk anak-anak muslim.

Contoh lain, jika seorang anak tertarik dalam olahraga tertentu atau aktivitas lainnya, orang tua bisa mencarikan klub olahraga atau organisasi serupa yang cocok, yang dikelola oleh muslim yang berkomitmen pada syariat Islam, yang diikuti oleh keluarga-keluarga muslim yang bersemangat untuk memberikan anak-anak mereka pendidikan yang baik dalam seluruh perkara. Interaksi satu sama lain sangat memberikan pengaruh besar, seperti yang Anda katakana. Sehingga, cobalah untuk mengurangi efek negatif yang Anda lihat sebagai hasil dari interaksi tersebut, dengan mengatur interaksi yang positif dengan keluarga muslim.

Jika orang tua mampu mengeluarkan uang untuk pakaian bagus, makanan lezat, dan rumah yang nyaman, mereka juga harus bersedia mengeluarkan uangnya dalam usaha untuk memperoleh akhlaq yang baik, dengan mengharap pahala dari Allah Ta’alaa dengan hal tersebut.

Kedua:

Wajib bagi Anda untuk senantiasa memanjatkan doa tanpa henti, terutama pada waktu-waktu mustajab, seperti saat sepertiga malam terakhir, saat sujud, dan pada hari Jumat. Perbanyaklah meminta kepada-Nya agar menjadikan anak-anak Anda menjadi anak-anak yang shalih dan agar membimbing mereka ke jalan yang lurus. Berdoa untuk kebaikan anak adalah salah satu ciri hamba Allah yang shalih. Allah berfirman:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا الفرقان ( 74)

“Dan (hamba-hamba Ar Rahman adalah) mereka yang mengatakan:” Ya Tuhan kami! Anugerahkan kepada kami, istri-istri dan keturunan kami yang akan menjadi penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami sebagai pemimpin untuk orang-orang yang bertakwa” (Al-Furqaan 25:74).

Syaikh ‘Abd ar-Rahman as-Sa’di, semoga Allah merahmatinya, berkata, “penyejuk mata” artinya sumber kebahagian bagi kami.

Jika kita mempelajari karakteristik dari mereka (yang memanjatkan doa ini), kita akan ketahui bahwa di antara indikasi kuatnya kehendak baik dan tingginya martabat mereka adalah mereka tidak akan bahagia sampai mereka melihat istri dan keturunan mereka menaati Tuhan mereka, berilmu dan mengamalkan ilmunya. Dan doa untuk keshalihan istri dan anak-anak juga merupakan doa untuk diri mereka sendiri, karena manfaatnya akan kembali kepada mereka juga. Oleh karena itu, mereka menganggap hal tersebut sebagai bentuk karunia (Allah) kepada mereka. Mereka berkata “Anugerahkan kepada kami”, bahkan sebenarnya doa mereka tidak hanya membawa manfaat untuk mereka, namun juga bagi semua umat Islam, karena keshalihan satu orang akan menyebabkan shalihnya orang-orang di sekelilingnya, dan akan memberikan manfaat bagi mereka” (Taisiirul kariimil mannaan fi tafsiri kalaamir rahmaan, 587).

Kami menganjurkan bagi Anda untuk menelaah fatwa penting no. 4237 dan 10016.

Dan Allah Maha Mengetahui.

***

Sumber: https://islamqa.info/ar/215167

Penerjemah: Adid Adep Dwiatmoko

Benarkah Jin Mempunyai Pengaruh terhadap Manusia?

 

Sesungguhnya ayat kursi itu jika dibaca oleh manusia di suatu malam maka akan selalu ada penjaga dari Allah terhadap dirinya

Jawab:

Tidak diragukan lagi bahwa jin mempunyai pengaruh terhadap manusia dengan memberikan penderitaan yang kadang-kadang sampai membunuh. Bisa jadi mereka menyakitinya dengan melempar batu dan bisa jadi mereka menakut-nakuti manusia dan sebagainya, sebagaimana yang diterangkan sunah dan dibuktikan oleh kenyataan.

Ada sebuah riwayat bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan sebagian sahabat untuk pergi ke keluarganya pada salah satu perang –saya kira ini adalah perang Khandaq– dan ada seorang pemuda yang baru saja menikah. Ketika dia sampai di rumah, istrinya berada di pintu dan dia tidak menyukai sikap istrinya (yang berada di luar pintu). Selanjutnya istrinya berkata kepadanya: “Masuklah!” Lalu dia masuk, sedangkan seekor ular melingkar di atas tempat tidurnya, sedangkan dia membawa sebuah tombak, maka dia menyerang ular itu dengan tombak tersebut hingga matilah ular itu.

Di saat itu juga –yaitu saat matinya ular tersebut– laki-laki itu pun mati, tidak diketahui mana di antara keduanya yang mati terlebih dahulu, ular ataukah laki-laki tersebut. Ketika kabar itu sampai kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau melarang membunuh jin yang ada di dalam rumah kecuali Al-Abtar dan Dzut Tufataian (namanya jin –edt).

Ini adalah dalil (bukti) bahwa jin kadang-kadang bertindak aniaya dan menyakiti manusia sebagaimana kenyataan menjadi saksi akan hal itu. Berita tersebut telah mutawatir dan tersebar luas, bahwa manusia kadang-kadang datang ke bangunan tua yang sudah runtuh lalu dilempari dengan batu sedangkan dia tidak melihat seorang pun manusia di bangunan runtuh tersebut. Dan kadang-kadang dia mendengar suara-suara, kadang-kadang mendengar suara pohon-pohon berdesis dan semacamnya, yang tidak menyenangkan serta membuat tidak nyaman.

Begitu pula, kadang-kadang jin itu masuk ke jasad manusia, baik karena mencintainya atau untuk maksud menyakiti, atau karena sebab-sebab lain. Yang mengisyaratkan hal tersebut adalah firman Allah ‘azza wa jalla:

الَّذِينَ يَأْكُلوُنَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ

‘Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaithan lantaran (tekanan) penyakit gila.’ (QS. Al-Baqarah: 275)

Dalam hal semacam ini kadang-kadang jin berbicara dari dalam diri manusia tersebut dan berdialog dengan orang yang membacakan ayat-ayat Al Quran terhadapnya. Dan barangkali orang yang membacakan itu mengambil janji terhadapnya agar dia tidak kembali dan sebagainya, hal-hal yang telah tersebar luas di kalangan manusia.

Berpijak dari sini maka perlindungan yang bisa menahan kejahatan jin adalah hendaknya manusia membaca doa-doa yang diterangkan sunnah yang bisa melindungi dari gangguan mereka, seperti ayat kursi.

Sesungguhnya ayat kursi itu jika dibaca oleh manusia di suatu malam maka akan selalu ada penjaga dari Allah terhadap dirinya, dan tidak ada satu syaithan pun yang akan mendekati dirinya hingga Shubuh. Wallahu Hafidz (dan Allah-lah penjaga itu).

 ————————————————————

Sumber :  Muslimah.or.id

Jumat, 29 April 2016

20 Dosa Istri pada Suami


NAMANYA juga hidup berumah tangga, pasti ada saja gesekan antara suami dan istri. Dan mungkin juga apa yang kita lakukan sebagai seorang istri ada yang tidak berkenan di hati suami kita.
Coba lihat 26 poin di bawah ini, jangan-jangan pernah ada yang kita lakukan?
26 Dosa Istri Kepada Suami:
1. berlebihan dan menuntut kesempurnaan
2. kurang memperhatikan orang tua suami
3. kurang mempercantikkan diri di hadapan suami
4. banyak berkeluh kesah dan kurang bersyukur
5. mengungkit-ungkit kebaikan kepada suami
6. menyebarkan masalah rumahtangga kepada orang lain
7. kurang memperhatikan posisi dan status sosial suami
8. kurang membantu suami dalam kebajikan dan ketakwaan
9. membebani suami dengan banyak tuntutan
10. membuat suami risau dengan banyak menjalin hubungan
11. bersikap nusyuz terhadap suami
12. menolak ajakan suami berhubungan badan tanpa alasan yang jelas
13. lalai dalam melayani suami
14. memasukkan orang yang tidak diizinkan suami de dalam rumahnya
15. keluar dari rumah tanpa izin suami
16. menaati suami dalam kemaksiatan kepada Allah swt
17. cemburu berlebihan terhadap suami
18. buruknya perilaku isteri bila suamiberpoligami
19. lalai dalam mendidik anak-anak
20. kurang perhatian terhadap keadaan dan perasaan suami
21. menyebarluaskan rahsia tempat tidur
22. isteri mendeskripsikan seorang perempuan kepada suami
23. menggugat kepimpinan suami
24. isteri yang ikhtilah dan tabarruj di hadapan kaum laki-laki
25. kurang setia terhadap suami
26. kurangnya ketakwaan kepada Allah setelah berpisah dari suami.

Ternyata Bohong Itu Bikin Capek


Semakin jujur, semakin kamu tak menyusahkan dirimu sendiri karena orang yang berbohong, nantinya akan terus-menerus berbohong menutupi yang sebenarnya

MASIH ada yang mengganjal di dalam hati. Sebenarnya, Nisa tak ingin ikut memesan jaket seragam yang ditawarkan Nunik tadi. Mengingat sisa uang bulanannya yang sudah sangat mepet. Membayar uang pemesanan jaket tadi, memotong sebagian besar uang bulanannya yang harus cukup hingga akhir bulan.
Minta uang tambahan sama Ibu rasanya tak mungkin karena Ibu biasanya hanya mau menambah uang bulanan Nisa jika memang berkaitan dengan pelajaran atau sekolah.
Sebenarnya Nisa tak ingin ikut memesan jaket itu karena ia pun masih punya beberapa jaket yang bagus. Namun, ia takut, kalau tak ikut memesan jaket dan punya jaket kelas, ia akan dikucilkan. Maklumlah Nisa, baru beberapa minggu saja menjadi murid di sekolah itu.
Ada pula Anak Baru Gede (ABG) yang sengaja menunjuk rumah sepupunya sebagai rumahnya.
Pasalnya ia malu dengan keadaan rumahnya yang tak sebagus rumah sepupunya. Hingga akh, teman-temannya pun tahu dimana rumahnya yang sebenarnya dan lebih parah nge-bully si ABG.
Hati-hati Bohong!
Tak ingin berbeda, takut dikucilkan, takut di bilang kupdet, dan takut-takut lainnya, nggak jarang membuat kita bohong. Foto di depan mall keren yang baru buka (padahal cuma sekadar lewat) atau foto duduk di resto mahal (yang sebenarnya cuma numpang duduk, terus buru-buru ngacir karena takut keburu didatangi sama pelayannya) buat dijadiin foto profil di medsos; semua jadi sah-sah aja demi untuk sekadar ngejar gengsi atau yang sekarang bahasa kerennya pencitraan.
Bohong, memang kadang jadi jalan keluar saat kita tak ingin ditinggalkan dalam pergaulan, tak ingin diremehkan, dan ingin terlihat cantik. Bohong sekarang juga nggak sekadar pakai lisan, tapi juga pakai foto (yang udah diedit puluhan kali) dan pakai status-status di medsos. Hadeehh, makin banyak aja cara bohong jaman sekarang ya, Sister.
Btw, apapun cara kita bohong, sebaiknya kita ingat bahwa Allah Subhanahu Wata’ala sama sekali nggak suka sama orang yang berbohong, “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) Sangat dibenci disisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”(QS: Ash-Shaaff: 2-3)
Nah, karena cara berbohong sekarang juga sudah beraneka macam, kita harus waspada pada apapun yang membuat kita terjerumus pada kebohongan.
Jika kita suka bisnis online, usahakan barang yang kita kirim sesuai dengan yang kita posting. Waktu pengiriman pun sesegera mungkin setelah pembayaran. Jika kita suka selfie, jangan sampai berlebihan menggunakan Perfect 365 karena nantinya kamu bakal nggak pede kalau harus kopi darat. Jika kamu memang tak menyukai sesuatu atau tak sanggup melakukannya, maka jujurlah.
Semakin jujur, semakin kamu tak menyusahkan dirimu sendiri karena orang yang berbohong, nantinya akan terus-menerus berbohong menutupi yang sebenarnya. Kamu juga nggak rugi atau di-bully seperti kasusnya Nisa dan ABG di atas.
So, jujur itu sebenarnya gampang, simple, hemat, dan nggak cape’, Sist!
 [Sumber Tulisan: HIDAYATULLAH.Com]

Hukum Jika Memakai Bulu Mata Palsu

 

Apa hukum menggunakan bulu mata dari plastik? Simak penjelasan Syaikh Abdul Karim Al Khudhair berikut ini... 

Fatwa Syaikh Abdul Karim Al Khudhair
Soal:
Apa hukum menggunakan bulu mata dari plastik?
Jawab:
Bulu mata yang dikenakan di kelopak mata atau di bagian manapun pada mata, jika ia terbuat dari rambut maka tidak ragu lagi keharamannya. Karena ini termasuk perbuatan menyambung rambut, dan terdapat hadits Nabi yang berisi laknat terhadap al washilah (wanita yang menyambung rambut) dan mustaushilah (wanita yang meminta disambung rambutnya).
Jika ia terbuat dari bahan lain, namun bentuknya mirip dengan bulu mata yang terbuat dari rambut, maka hukumnya tidak berbeda. Karena orang yang melihatnya akan mengatakan bahwa ia washilah (wanita yang menyambung rambut).
Jika ia terbuat dari bahan yang selain rambut dan tidak menyerupai bulu mata yang terbuat dari rambut, maka ini hukumnya minimal makruh. Karena di sini tetap ada penyambungan. Hanya saja memang yang terlarang dalam nash adalah menyambung yang berupa rambut dan yang semakna dengannya serta yang semisalnya dengannya dalam hukum dikarenakan adanya unsur tasyabbuh. Jika ada unsur tasyabbuh (menyerupai rambut bulu mata) maka haram untuk menyambungnya apapun bahannya.
Apapun kondisinya, setiap muslimah hendaknya bertaqwa kepada Allah Jalla wa ‘ala dan hendaknya ia ridha dengan apa yang Allah takdirkan kepadanya serta ridha terhadap keadaan fisik yang Allah ciptakan untuknya.
***
Teks fatwa:
السؤال:
ما حكم تركيب الرموش من البلاستك؟
الإجابة:
الرموش التي تركب على الجفون أو العيون هذه إن كانت من شعر فلا إشكال في تحريمها؛ لأنها داخلة في الوصل، وجاء لعن الواصلة والمستوصلة، وإن كانت من مادة أخرى فإن كانت شبيهة بالرموش من الشعر فالحكم لا يختلف؛ لأن من رآها قال هذه واصلة، وإن كانت من نوع آخر وسلمت من التشبه ولا تلتبس بالشعر فهذه أقل أحوالها الكراهة؛ لأنها وصل على أي حال، لكن المحظور المنصوص عليه الوصل من الشعر وما في معناه وما في حكمه بحيث يشبهه وإذا وجد التشبه حرم الوصل من أي مادة كان، وعلى كل فعلى المسلمة أن تتقي الله -جل وعلا- وأن ترضى بما كتب الله لها وقدر عليها وخلقه فيها.
***

Sumber : muslimah.or.id

 

Kamis, 28 April 2016

Makan Sehat ala Nabi Muhammad

ilustrasi saat makan

Terbukti, Rasulullah SAW hanya pernah dua kali sakit semasa hidupnya. Itu pun bukan karena kesalahannya tidak menjaga kesehatan. Sakit yang pertama terjadi karena Nabi Muhammad SAW diberi racun oleh seorang perempuan Yahudi saat berada di Madinah, sakit yang kedua terjadi saat Ia akan dijemput malaikat maut menjelang ajalnya. Selebihnya, Rasulullah menjalani hidupnya dengan sehat, kuat dan bugar. Berikut ini merupakan menu makan Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam agar Sehat dan berberkah dan mendapatkan amal.


Rasulullah SAW membiasakan diri untuk bangun sepertiga malam untuk menghirup udara yang masih segar. Ini merupakan asupan pertama untuk tubuh Rasulullah SAW sebelum menunaikan shalat Subuh. Ternyata kebiasaan Nabi Muhammad ini menurut pakar kesehatan baik untuk optimalisasi proses metabolisme di dalam tubuh. Pasalnya udara yang dihirup pada sepertiga malam sebelum Subuh masih bersih dan belum bercampur dengan zat berbahaya. Ini juga membantu menunjang vitalitas dalam menjalani aktivitas seharian. 

Mulut dan Gigi merupakan organ yang penting bagi yang selalu dijaga oleh Rasulullah SAW. Untuk urusan ini, Nabi  SAW menggunakan Siwak yakni dahan atau akar dari pohon Salvadora persica yang digunakan untuk membersihkan gigi, gusi dan mulut. Oleh karena itu semua dahan atau akar pohon apa saja boleh digunakan untuk bersiwak jika memenuhi persyaratannya, yaitu lembut. Rasulullah memang sangat perhatian dengan organ untuk mengunyah makanan ini. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.

Pada pagi hari, Rasulullah SAW membuka menu sarapannya dengan madu dan air putih. Memang khasiat madu sangat banyak untuk kesehatan. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an dan penelitian para ahli. Al-quran menjelaskan bahwa madu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.

Menjelang waktu siang, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam senantiasa mengonsumsi tujuh butih kurma ajwa’ (matang). Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun”.

Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar. Racun yang tertelan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Salah seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selamat dari racun tersebut.

Pada waktu sore, Rasulullah baru makan makanan yang cukup berat yakni roti yang dicampur dengan minyak zaitun dan cuka. Ini berfungsi mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.

Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa riwayat mengatakan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selalu mengonsumsi sana al makki dan sanut. Menurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir deudanya mirip dengan sabbath dan ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi orang di luar Arab, tapi dia menjelaskan, intinya adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan shalat.

Disamping menu wajib di atas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya, tsarid yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan hilbah (susu).

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah lomba lari dengan istri tercintanya, Aisyah radiyallahu’anha.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari, beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.

Pola makan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama biologis).

Fakta-fakta di atas menunjukkan pola makan Rasulullah ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama biologis). Inilah yang disebut dengan siklus alami tubuh yang menjadi dasar penerapan Food Combining (FC).

Selain itu, ada beberapa makanan yang dianjurkan untuk tidak dikombinasikan untuk dimakan secara bersama-sama. Makanan-makanan tersebut antara lain:
  1. Jangan minum susu bersama makan daging.
  2. Jangan makan ayam bersama minum susu.
  3. Jangan makan ikan bersama telur.
  4. Jangan makan ikan bersama daun salad.
  5. Jangan minum susu bersama cuka.
  6. Jangan makan buah bersama minum susu

Dimaksud Musuh Dalam Selimut

Ilustrasi Keluarga



bissmillah...

Istri dan anak yang merupakan musuh kita adalah mereka yang menghalangi kita dari jalan Allah dan melemahkan semangat dalam beribadah.





“Bagai musuh dalam selimut” adalah sebuah peribahasa yang memiliki makna: orang dekat yang berkhianat diam-diam. Musuh yang berasal dari kalangannya sendiri. Musuh dekat yang dapat membuat celaka.
Jadi, musuh kita, bisa jadi adalah orang yang terdekat dgn kita! Hal itu telah diingatkan AllahJalla wa ‘ala dalam firman-Nya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ
Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka”. QS. At-Taghabun (64): 14.
Istri dan anak yang merupakan musuh kita adalah mereka yang menghalangi kita dari jalan Allah dan melemahkan semangat dalam beribadah. Maka berhati-hatilah untuk mengikuti arahan mereka! Demikian penafsiran yang disampaikan Imam ath-Thabary.
Manusia bertabiat mencintai anak dan istri. Maka Allah menasehati para hamba-Nya agar jangan sampai kecintaan tersebut berakibat terseret mengikuti keinginan-keinginan merekayang menyimpang dari agama.
Manakala Anda akan berzakat, lalu istri menyampaikan seribu satu alasan; ingin beli kulkas baru lah, anak minta uang jajan lebih lah, perlu beli televisi yang lebih besar lah. Berhati-hatilah, istri Anda sedang terjangkiti virus musuh.
Manakala Anda membangunkan anak untuk berangkat shalat Shubuh di masjid, kemudian istri menghalangi dgn alasan kasihan masih ngantuk; maka berhati-hatilah, itu merupakan salah satu indikasi adanya sifat musuh dlm diri istri.
Manakala Anda ingin berpegang dgn prinsip akidah dan sunnah, lalu istri berargumen, “Janganlah pak, ‘ntar kita jadi bahan omongan tetangga”, berhati-hatilah, itu pertanda istri berpeluang untuk menjadi musuh.
Adapun istri yang merupakan teman setia Anda adalah: istriyang membangunkan Anda manakala suara adzan dikumandangkan, saat Anda masih tertidur lelap.

sumber : muslim.or.id

Apakah Mencium Hajar Aswad = Menyembah Berhala?


Hai semu..sudah lama sekali SUN MUSLIM tidak update artikel,Mungkin sebagian dari kalian ada yang bertanya .. "kenapa ini blog jarang update dll" jawabannya sederhana hanya karena soal waktu dan kesibukan, berhubung saya admin punya kesibukan lain selain berbagi artikel bermanfaat di blog ini, dan juga saya hanya bekerja sendiri dan blog ini hanya memiliki admin satu.belum ada admin pembantu / lain.
Oke saudaraku langsung saja kali ini kita akan membahas 


Apakah Mencium Hajar Aswad = Menyembah Berhala?
menurut kalian bagaimana? oke daripada bingung langsung saja baca artikel aja ya

Fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Soal:
Sebagian orang barat menyatakan bahwa dalam ajaran Islam masih terdapat ajaran-ajaranwatsani (penyembahan berhala). Misalnya anjuran mencium hajar aswad. Bagaimana menjawab pernyataan mereka ini?
Jawab:
Ini bukanlah ajaran penyembahan berhala. Hal tersebut adalah perintah yang Allah tetapkan bagi kita yang memiliki hikmah yang besar, dan sama sekali bukan meniru kebiasaan kaum Jahiliyah, bukan juga meniru ibadahnya orang Jahiliyah terdahulu.
Allah tentu berhak memerintahkan hambanya untuk melakukan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala kehendaki. Ketika Allah memerintahkannya, maka hal tersebut menjadi bagian dari syariat Islam tersendiri, bukan bagian dari ajaran Jahiliyah.
Selain itu, ada sebagian perkara dari kaum Jahiliyah yang termasuk perkara baik dan kemudian ditetapkan dalam syariat Islam. Diantaranya membayar diyat dengan 100 ekor unta. Dahulu ini merupakan kebiasaan orang Jahiliyah, namun ditetapkan oleh Islam. Demikian juga halnya mencium hajar aswad dan menyentuhnya. Di dalam perbuatan ini terkandung penghormatan kepada Allah dan pengharapan ridha-Nya. Dan bukan maksudnya bertabarruk (ngalap berkah) kepada batu atau berdoa kepada batu, melainkan hal itu dilakukan dalam rangka mentaati perintah Allah yaitu menyentuh hajar aswad dan rukun yamani.
Dan Allah menguji hamba-Nya dengan perintah ini, apakah sang hamba mau taat ataukah tidak? Dan ketika Allah memerintahkan seseatu maka hendaknya hamba-Nya menaatinya. Menyentuh hajar aswad dan rukun yamani itu telah ditetapkan oleh Allah kepada para hamba-Nya, sebagai cobaan dan ujian apakah sang hamba mau taat ataukah tidak dengan syariat yang Allah tetapkan?
Oleh karena itulah ketika Umar bin Khathab radhiallahu’anhu mencium hajar aswad beliau berkata:
إني أعلم أنك حجر لا تضر ولا تنفع ولولا أني رأيت النبي صلى الله عليه وسلم قبّلك ما قبلتك.
sungguh aku tahu benar bahwa engkau adalah sekedar batu, tidak memberi mudharat maupun manfaat. kalau bukan karena aku melihat Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menciummu, tentu aku tidak akan menciummu
Sebagaimana juga, diantara perilaku orang Jahiliyyah adalah mereka senantiasa memuliakan tamu. Dan hal ini tetap ada dalam syariat Islam. Hal ini dan yang lainnya termasuk akhlak yang mulia yang Allah cintai dan telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dan demikian juga perilaku yang baik lainnya dari kaum Jahiliyah yang tetap ada dalam Islam dan ditetapkan dalam syariat Islam.



Sumber : muslim.or.id
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com
Kami sangat senang bisa membantu anda.
Jika anda ingin menyebar luaskan Artikel ini kami berharap


Anda Mencantumkan Sumber Link Cahaya Muslim .

.